Kamis, 31 Desember 2009

Resolusi Tahun Baru

Hari adalah permulaan tahun 2010. Aku mengawali hariku dengan menonton video ini dan aku tersadar dengan kenyataan bahwa sesungguhnya bagi Allah tidak ada yang tidak bisa dipakaiNya untuk menuntun kita selangkah lebih maju.
Oleh karena itulah aku sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan buat penyertaanNya sepanjang tahun-tahun kemarin.
Dia ada besertaku melewati waktu-waktu kuterpuruk bahkan merasa salah arah.
Dan aku kembali menyerahkan hidupku ke tangan Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Perkasa untuk kembali menuntun langkahku di tahun 2010.
Aku belum tahu dengan jelas apa yang akan kulakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpiku oleh karena itu yang bisa kulakukan adalah mengembalikan semuanya ke tangan Allah dan memintanya :
Teach me to do your will, for you are my God; may your good Spirit lead me on level ground. (Psalms 143:10)

Rabu, 23 Desember 2009

Pemazmur














Pemazmur dalam gereja katolik identik dengan soloist yang menyanyikan beberapa ayat mazmur sebagai antar bacaan pertama (yang biasanya diambil dari PL) dengan bacaan kedua (yang biasanya diambil dari PB non injil). Seringkali pemazmur juga menyanyikan satu bagian pendek dari Injil mewakili imam untuk antar bacaan kedua dengan bacaan Injil.
Pelayanan mazmur merupakan pelayanan altar dari kaum awam yang cukup menonjol, tetapi bahasannya kurang sekali.

Aku pribadi menganggap pelayanan ini merupakan pelayanan yang penting sekali. Terlalu penting sehingga aku rasanya tidak tahan melihat kemandegan di bidang ini. Dan aku sadar sekali bila tulisan ini dibaca orang, mungkin akan
timbul rasa tidak puas bahkan mungkin tersinggung.

Kenapa ini kuanggap penting? Karena aku mengalami secara pribadi bagaimana pemazmur dapat menyenangkan hati Tuhan.

Suatu hari, aku merangkap tugas di gereja sebagai pemazmur dan dirigen koor lingkungan. Hal ini terpaksa kulakukan karena keterbatasan orang yang kami miliki. Ada dua dirigen saat itu, yang pertama membantu aku hingga aku menyelesaikan tugas mazmur.
Hari itu hari yang sangat spesial bagiku.
Ketika aku bermazmur, aku merasakan hadirat Allah dan urapanNya turun atasku. Aku menyanyi dengan sepenuh hati dan aku bisa merasakan ada sesuatu yang mengalir bersama dengan suaraku. Dan aku merasakan sedikit gemetar. Sebenarnya hal ini bukan hal yang pertama kali terjadi. Tetapi yang terjadi berikutnya sangatlah istimewa.
Ketika aku balik ke tempat koor berada dan mulai mendengarkan pembacaan Injil oleh imam, aku merasakan sesuatu membesar dan mengembang dalam dadaku. Penuh sekali. Saat kami kembali duduk untuk mendengarkan homili, aku merasa ingin berdoa. Saat aku memejamkan mata dan berdiam diri, aku merasakan Bapa meletakkan tanganNya ke atas kepalaku.
Dan Dia berkata, "Terima kasih karena telah memuji Aku di tengah jemaatku."
Saat itu juga rasa penuh itu berubah menjadi keluapan batin. Aku sedang diberkati oleh Bapa.

Karena pengalaman itulah, suatu pengalaman yang tak pernah kuceritakan kepada siapapun kecuali di blog ini, aku menganggap pelayanan mazmur adalah pelayanan istimewa di gereja katolik.

Teman, bila engkau kebetulan membaca bagian ini, yang aku tahu kemungkinannya amat sangat kecil, mari bernyanyi memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Karena sesungguhnya, Bapa sangat menyukainya.

Selasa, 22 Desember 2009

Dekonstruksi Kesepian

Sama seperti rasa sakit fisik yang merupakan alarm untuk bertindak, rasa kesepian adalah alarm untuk memperbaiki kebutuhan akan pengakuan dan ikatan sosial.
Ada tiga jenis kesepian menurut John Cacioppo
1. Intimate isolation karena tidak adanya orang dalam kehidupan kita yang bisa mengaffirmasikan keberadaan kita.
2. Relation isolation karena tidak adanya hubungan muka dengan muka dengan orang lain.
3. Social isolation karena tidak merasa merupakan bagian dari suatu kelompok apapun.

Kita perlu menyadari bahwa rasa hampa itu sebenarnya didominasi oleh penilaian subyektif tentang diri sendiri. Kita sendirilah yang memarahi, memandang rendah dan menolak diri sendiri.

Sumber: LexdePraxis

Terima Kasih, Mama

Karena melahirkan dan mengasuh aku bukannya memutuskan untuk membuang aku.
Karena engkau telah menjadi tulang punggung keluarga.
Karena engkau memasakanku makanan di antara kesibukanmu.
Karena mencuci pakaianku ketika pembantu rumah tangga pulang kampung.
Karena menjadi guru pertamaku.
Karena mengantarku berobat ke dokter sewaktu aku sakit.
Karena merawatku saat aku sakit.
Karena tidak menuntutku untuk berprestasi.
Karena memaafkanku ketika aku merasa bersalah dan meminta maaf kepadamu.
Karena engkau mengajariku berhemat dan karenamu aku belajar mengorbankan sesuatu untuk memperoleh yang lain.
Karena engkau mengajariku kemandirian.
Karena engkau menawariku bekerja bersamamu sehingga di sanalah aku mengalami pembentukan Tuhan.

And many more
Continue ...





Minggu, 20 Desember 2009

MENANTIKAN TUHAN

Hari ini 4 hari menjelang malam natal, gereja menjadikan Lukas 1:39-45 sebagai bacaan Injil dan hari ini aku tiba-tiba menemukan diriku merefleksikan persiapanku untuk kehadiran Sang Raja di atas segala Raja.

Maria yang sedang mengandung menempuh perjalanan darat sejauh 150 km untuk mengunjungi Elisabet, sanaknya yang juga mengandung di usianya yang sudah lanjut. Ketika Elisabet bertemu Maria dan mendengarkan salamnya, bayi dalam kandungannya melonjak dan seketika itu juga Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus yang membuka mata batinnya untuk melihat kemuliaan yang terpampang di hadapannya. Dan Elisabetpun mengatakan: "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Kisah perjumpaan Elisabet dan Maria membuka pikiran kita:
Bagaimana perasaan dan persiapan seorang rakyat jelata ketika mengetahui Rajanya datang mengunjungi dirinya.
Kita sedang menantikan Tuhan, bukan supaya dia datang kembali ke dunia sebagai seorang anak tetapi kita mengenangkan kembali Dia yang adalah Raja di atas segala raja rela merendahkan dirinya mengunjungi kita yang rendah dan penuh dosa ini.

Ya, Tuhan, bukalah mata batinku untuk menyadari bahwa Engkaulah Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi
yang membentuk manusia sejak dalam kandungan
yang kepadanya Allah telah menyerahkan segalanya
untuk menjadi tumpunan kakinya
yang rela datang ke dunia melawat kami
Sehingga kami dalam roh dan kebenaran memberi kesaksian
"Siapakah kami ini Tuhan sehingga Engkau rela datang bagi kami."




Jumat, 11 Desember 2009

Curhat

Bakat utamaku adalah menyanyi. Dan aku memang suka sekali bernyanyi dan bermusik. Kalau sudah bernyanyi aku menemukan perasaan ajaib yang menyenangkan. Tak harus di depan orang lain, bernyanyi untuk diriku sendiri terasa menyenangkan sekali.
Katanya kita harus mempergunakan bakat kita untuk melayani Tuhan. Dan aku suka sekali dengan kenyataan bahwa yang kulakukan adalah benar-benar untuk Tuhan. Tetapi makin lama makin menyesakkan bagiku adalah perlahan-lahan yang kulayani adalah manusia. Aku benar-benar kesal karena ada suatu keharusan dan aku kehilangan sukacitaku.
My Dreams

Aku ingin mempunyai rumah makan yang berbau roti panggang dan kopi di pagi hari. Di siang hari, orang-orang berkumpul untuk makan bareng. Di malam hari dan di hari libur sanak saudara berkumpul untuk makan. Suatu saat ditutup dan dipenuhi oleh orang-orang yang menyanyi memuji Tuhan.
Aku juga ingin mempunyai tempat khusus untuk berdoa bareng, tempat di mana orang-orang mengalami jamahan Tuhan.
Aku ingin menjadi konselor yang dipenuhi dengan kebijakan Roh Kudus, kearifan Bapa dan kerendahan hati Kristus. Aku ingin menyentuh orang-orang yang terluka dengan kasih Kristus dan menjadi perantara Tuhan untuk menyembuhkan mereka.
Mereka yang datang kepadaku menemukan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan bagi mereka, baik mereka yang di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Kamis, 10 Desember 2009

The Potters Hand


Artist: Darlene Zschech


Verse:
Beautiful Lord, Wonderful Saviour
I know for sure, all of my days are held in your hands,
Crafted into your perfect plan
You gently call me into your presence
Guiding me by Your Holy Spirit
Teach me dear Lord to live all of my life through Your eyes
I'm captured by Your holy calling
Set me apart, I know you're drawing me to yourself
Lead me Lord I pray

Chorus:
Take me, Mould me, use me, fill me
I give my life to the Potter's hand
Call me, guide me, lead me, walk beside me
I give my life to the Potter's hand

you gentlly call me into your presence
Guiding me by your holy spirit
teach me dear lord to live through your eyes
i'm captured by you holy calling
set me apart, I know your drawing me to yourself
lead me lord i pray

Rabu, 09 Desember 2009

Litani Kehadiran Allah

Hadirlah di sini, ya Allah, tinggallah di tengah kami.
Hadirlah di sini, terangilah hidup kami. Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.

Gerakanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau. Tunjukkan bahwa Engkau dekat, agar kami merasakan kehadiran-Mu.

Tunjukkan kekuatan-Mu dan bebaskanlah kami. Hadirlah di sini supaya kami hidup.
Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami. Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.

Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia. Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati. Dekatlah pada kami, agar kami hidup.

Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?

Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula. Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati. Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.

Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami. Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat. Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.

Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati. Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru. Berilah bumi ini, wajah yang baru.

Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada. Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda. Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.

Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini. Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu. Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.

Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan. Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup. Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
Seperti pada pemurlaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.



Inspirasi Batin 2007
Airmataku Hari Ini

Hari ini air mataku menetes. Stop. Menetes lagi. Kalau kutahan, dadaku terasa sakit dan perutku terasa tegang.
Aku menangis ... apakah karena aku benar bersedih?
Aku pernah merasa lebih sakit dari yang sekarang apakah karena itu aku merasa bingung kenapa aku menangis.
Aku memang teringat pada mereka yang memutuskan nafas mereka sendiri tanpa aku mampu lakukan apapun bagi mereka. Aku pernah merasa menyesal tak dapat mendeteksi bahwa mereka akan lakukan hal itu. Tapi aku tahu keterbatasanku. Memang tak ada yang dapat kulakukan.
Tetapi mengapa hari ini aku menangis lagi karena mereka?

Apakah aku akan menemui orang-orang yang mengambil jalan yang sama seperti itu sekali lagi? Kembali menangis seperti ini?

Aku ingin sekali menjawab TIDAK. Bukan karena aku tidak mau bertemu dengan orang-orang yang terluka, tetapi aku sungguh ingin aku bisa membantu mereka.
Aku ingin menyentuh mereka, Tuhan.
Dan Engkau sungguh tahu, aku rindu ingin menyentuh mereka. Tapi sampai kapan aku siap dan bisa lakukan hal itu dan menyalurkan karya penyembuhanMu kepada mereka?

Kalau Engkau tak menghendaki aku melakukan pelayanan ini, jauhkan aku dari orang-orang terluka ini. Tetapi bila memang tempatku di tengah-tengah mereka, mampukan aku membantu mereka.

Jumat, 04 Desember 2009

Pelajaran dari Pohon Mangga

Di salah satu sudut kebunnya, Pak Toto menanam sebuah pohon mangga. Kini umurnya telah 1 tahun. Pohon itu tidak tinggi dan Pak Toto seringkali menyiangi daun-daunnya. Dan yang membuatku terkejut adalah pohon itu memiliki luka2 bekas rajaman pada kulit kayunya.

Di sebelah dari kebun itu aku juga melihat sebuah pohon mangga yang katanya berumur 2 tahun. Berbeda sekali dengan pohon mangga Pak Toto, aku melihat pohon itu tinggi dan berdaun sangat lebat.

Coba tebak pohon mangga mana yang menghasilkan buah paling lebat?

Jawabnya tentu tak diduga. Pohon mangga Pak Toto. Sebenarnya pohon yang berusia 2 tahun tersebut belumlah berbuah. Mengapa demikian? Pohon mangga Pak Toto mengalami perlakuan sedemikian rupa sehingga pohon tersebut hanya menyerap bahan makanan dari tanah hanya untuk menghasilkan buahnya. Kulit kayu yang dirusak dengan tujuan agar bahan makanan yang telah diolah daun tidak mengalir ke batang dan akar.

Renungan:
Apakah kita sadar pengalaman pahit dan susah yang kita alami adalah untuk membuat kita "berbuah"
Yesus bagiku adalah ...
Penyembuhku krn dia telah menyentuh lukaku dan mengobatinya. Oleh sebab itulah aku rindu menyentuh orang2 dan menyalurkan kasihNya.
Penyelamatku krn dia rela mati bagiku sbg silih dosa2ku shg aku punya tempat di sorga. Oleh sebab itulah aku mencari kesempatan utk berbicara kpd org2 bhw Yesus adl satu2nya Juru Selamat.
Perlindunganku dan sandaranku ketika aku ketakutan dan ragu. Oleh sebab itulah aku ingin menyatakan pd orang2 bhw mereka tak pernah sendiri, ada Dia yg selalu hadir.
Hal terindah dalam hidupku shg aku selalu merindukan saat di dekatNya dan membawa orang2 bertemu dgNya
Kasih yg kubutuhkan krn Dia menerima aku apa adanya. Oleh sebab itulah aku selalu ingin menyanyikan kebaikanNya.
Penuntunku krn aku menemukan jalanku ketika membaca firmanNya. Oleh sebab itu aku membanggakan firmanNya yg hidup.
Pengajarku
krn aku yg bodoh bisa belajar ttg hidup dan rindu menjadikan hidupku berkat bagi orang lain.
Penopang hatiku krn hanya dengan memikirkan Dia, aku menemukan kelegaan.
Keabadianku krn aku tahu bila aku sampai di sorga nanti yg kulakukan adl menyembahNya dan menikmati keindahanNya sampai selama-lamanya.
Akan sepanjang apa lagi daftarnya krn setiap hari, aku menemukan hal baru tentang Dia. Karena itu aku berdoa “Semoga sampai selama-lamanya, aku boleh mengikuti Dia dan berjalan sesuai dengan kehendakNya.”

Semoga ini benar jadi written goal dan aku ingat selalu.
Kaleb Meminta Hebron

Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku sehingga aku menghalau mereka seperti yang difirmankan TUHAN

Latar belakang:
Kaleb datang menghadap Yosua untuk meminta daerah Hebron sebagai wilayah dia dan keluarganya. Saat itu Kaleb sudah berumur 85 tahun. Daerah Hebron yang berada di tanah Kanaan pada saat itu belum berhasil ditaklukan oleh bangsa Israel. Daerah itu terkenal dengan pasukan dan benteng yang kuat. Tetapi, malahan daerah inilah yang diminta oleh Kaleb yang sudah tua itu.

Renungan:
Apakah kita merasakan panggilan Allah untuk kita. Apakah kita berani mengambil tantangan dalam hidup kita untuk mengembangkan diri kita dan pelayanan kita sesuai dengan panggilan Allah tersebut.

Kamis, 03 Desember 2009

Alangkah Baiknya Jika Engkau Dingin atau Panas
(Why 3:15b)

Di Laodikia mengalir air dari 2 sumber air yang berbeda, yaitu
  • Aliran panas dari Hierapolis (mengandung belerang dan dapat mengobati penyakit kulit, rematik dll) >> melambangkan kobaran semangat untuk melayani
  • Aliran dingin dari Kolose (air yang bisa diminum, memasak, mencuci dll) >> melambangkan ketenangan dan damai untuk mendengar suara Tuhan serta berdoa.
Ketika kedua air ini bercampur, air ini bukan saja menjadi suam-suam kuku, tetapi juga tidak bisa digunakan oleh siapapun.
Dari perumpaman ini kita dapat menangkap satu kesimpulan:
  • Jangan melayani dengan setengah hati. Lakukanlah pelayananmu dan pekerjaanmu dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan serta semangat seakan-akan besok Tuhan akan tiba.
  • Jadilah air jernih dan mampu menyegarkan orang yang ada di sekelilingmu. Ketika kita menghadap Tuhan, tenangkan dulu hati kita kemudian mendengarkan Dia. Jadilah pendoa di hadapannya.

Rabu, 02 Desember 2009

Footprints in the Sand

One night I dreamed I was walking along the beach with the Lord.
Many scenes from my life flashed across the sky.
In each scene I noticed footprints in the sand.
Sometimes there were two sets of footprints,
other times there were one set of footprints.

This bothered me because I noticed
that during the low periods of my life,
when I was suffering from
anguish, sorrow or defeat,
I could see only one set of footprints.

So I said to the Lord,
“You promised me Lord,
that if I followed you,
you would walk with me always.
But I have noticed that during the most trying periods of my life
there have only been one set of footprints in the sand.
Why, when I needed you most, you have not been there for me?”

The Lord replied,
“The times when you have seen only one set of footprints in the sand,
is when I carried you.”


Mary Stevenson

Copyright © 1984 Mary Stevenson, All rights reserved

http://www.footprints-inthe-sand.com/