Mengapa rasa sakit ini kembali?
Tuhan,
Kau tahu aku sudah berusaha. Dan akhirnya aku yang putuskan bahwa bukan hal yang baik bila aku berusaha agar kami bisa bersama.
Tolong angkat rasa sakit ini.
Kita bisa tau someone sedang flirting juga saat dia berusaha menunjukkan dirinya sebagai yang terbaik... Paling jago... Serba bisa dsb.
Step back aja buat yg merasa disenggol.
Kita ciptakan dunia yang damai selagi seseorang berusaha menciptakan masa depan bagi diri nya sendiri.
Walaupun aku saat ini tidak tau mengapa aku terus menerus merasa gelisah....
Tak bisa tidur ini karena apa?
Adakah yang terjadi saat ini adalah hal-hal di luar perhitunganku sebelumnya?
Ya, aku terlalu polos tentang sifat posesif, cemburu, ketertarikan lawan jenis.
Ini di luar perhitunganku. Aku tak tahu apa yang harus kupikir dan kulakukan.
Aku juga merasa yang kuinginkan, sebenarnya mungkin bukan kuinginkan tapi lebih tepat apa yang telah diperhitungkan sebelumnya tak memperoleh jalan yang lapang. Aku merasa dihambat padahal aku tahu jelas apa solusinya.
Setelah kesibukan ini akan ada jeda panjang...
Aku berharap saat jeda panjang ini aku mengejar hal yang berbeda dari yang sekarang. Bermimpi dan bersiap untuk hal yang berbeda.
Prepare prepare dan prepare.
Lalu jgn mudah percaya kata-kata orang yang tindakan dan kata2 nya di masa lalu tidak sinkron.
Kemudian tidak punya ekspektasi banyak kepada orang lain. Jangan berpikir polos bahwa tak ada kebutuhan mereka yang harus dipenuhi agar mereka bertindak selaras dengan kemauan kita.
There's no free dinner... Pada akhirnya engkau harus membalas semua kebaikan. Choose wisely apa dan siapa yang diterima kebaikannya. Bayar selagi bisa.
Puji terbaik adalah pujian dengan gesture bukan dengan kata-kata.
Subuh tadi aku mimpi buruk.
Ternyata kisah nya mirip dengan peristiwa yang terjadi pada nya.
Aku terima 3 pesanan tapi karena hal-hal aneh terjadi, 3 pesanan itu gagal semua.
Aku merasa mengecewakan orang lain.
Aku mungkin tidak akan bangun bila tidak mendengar namaku dipanggil karena masih sibuk mencari solusi....
Alogaritma kah ini?
Di feed ku muncul tulisan seseorang tentang bagaimana mengetahui seseorang sungguh mencintai. Dia jawab dari pengaruh orang lain terhadap yang mencintai. Ketika yang dicintai down, orang tersebut terpengaruh ikut down. Ketika yang dicintai up, orang tersebut juga up. Bukan sembarang ikutan, tapi merasakan dan termotivasi dengan sungguh karena ketulusan.
Aku melihat kau yang turut bahagia ketika ku tertawa.
Aku tau rasa sayang itu.
Entah kapan kita bisa sama-sama berani melangkah.
Saat ini fokusku adalah keluarga ku.
Kita sering memaksa diri kita sendiri untuk mengerjakan apa yang tidak kita sukai agar dapat melakukan apa yang kita cintai.
Fair enough...
Aku berdoa agar aku tak pernah tidak punya alasan dan motivasi untuk tetap beraktivitas dan mengerjakan apapun yang kusukai.
Aku harus membabat habis apapun yang membuat aku terikat, terpenjara dengan perasaan tak mampu bebas. Termasuk juga mindset.
Rasanya hasil adalah kami tidak bisa gabung. Walaupun aku menginginkan kami bisa gabung.
Berarti aku harus rela Si konyol itu mengambil posisi sebagai korban lagi. Dan membawa nama buruk bagi kami terutama aku.
Bagaimana caranya menyangkal omongan buruk tsb ya? Kalo bisa aku ingin menghapusnya kemungkinannya.
Ah, aku tau knp aku tidak bisa tidur.
Aku belum rela pensiun sebenarnya.
Tapi perjuangan untuk melakukan yang terbaik menurut versiku melelahkan diriku.
Lebih baik aku belajar merelakan sekarang supaya aku bisa mengerjakan yang lain.
Energi yang ingin kusampaikan lewat mazmur selalu bisa ku salurkan via hal lain.
Berpikir sangat lama untuk menjawab ejekan yang dilontarkan pada kami.
Aku hanya bisa terdiam walaupun aku rasa aku bisa menyerang balik.
Tak perlu membuat masalah bertambah rumit dengan melakukan serangan balik atau mencegah terulang kembali.
Awalnya aku cuma ingin diam dan mengamati. Sekarang aku sendiri harus turun tangan melatih juga.
Ini salah dia.
Aku terpaksa menjawab ejekan dengan tindakan seperti ini.
Bingung ya...
Karena balance antara otak dan hati, aku bertindak tidak dgn logika orang normal lain.
Ini bisa bikin orang lain berpikir bhw aku munafik.
Semakin aku jd diri sendiri, semakin salah paham orang lain.
Jadi bgmn?
Aku terpaksa konsisten jd orang aneh aja spy lama-lama mereka sadar aku sebenarnya siapa.
Aku tak mengerti mengapa Engkau tak mendengar permintaanku untuk memulihkan suaraku.
Apa aku terlalu sombong? Meletakkan semua beban di pundak ku? Targetku bukan targetMu? Aku berdosa karena kesal tiba-tiba ada kerjaan?
Ya, mungkin yang ingin ditunjukkan kepadaku adalah aku bukan pemimpin sesungguhnya.
Baiklah...
Aku terima keadaanku dengan sabar.
Karena sesungguhnya Engkaulah pemimpin nya.
Punya gaya berpikir yang ga linier seperti aku mungkin susah diajak bicara.
Aku berusaha membetulkan pemikiran orang lain yang menurut aku salah dengan berputar dl tak menyatakan kesalahan tersebut tapi mengatakan yang benar itu seperti apa.
Aku melihat positif negatif secara bersamaan. Langsung. Karena akan terlalu panjang penjelasannya maka aku memutuskan untuk berputar membahas hal yang lain.
Tapi perkataan yang tak tersampaikan itu bisa menggangguku dan menciptakan benang kusut.
Cara menguraikannya?
Membiarkan orang mencerna sendiri dan membiarkan waktu jadi pemberi jawaban terbaik.
Aku tau adanya perubahan2 reaksi. Entahlah apa sebabnya. Tak ada yang meminta jawaban dariku sehingga aku pun tak tahu harus bagaimana.
Yang ku tahu aku telah berusaha melakukan yang benar. Tapi mungkin kecemburuan yang tak terucapkan lah yang menjadi musuhku.
Aku cuma bisa berharap, rasa kasih mereka tetaplah kasih yang tulus apapun yang terjadi. Agar semuanya terberkati dan Tuhan bisa bekerja.
Sambil nonton dua drakor yang berbeda, apa yang kupikir kan, kubicarakan, kulakukan hari ini terasa seperti mimpi.
Juga saat mau tidur seperti ini....
Aku serahkan semuanya ke dalam tanganMu, Tuhan.
Aku cuma ingin menghasilkan yang terbaik dari sumber daya yang kami miliki.
Segala konsekuensi aku harap ada penyelesaiannya.
Tiba-tiba teringat padanya.
Lalu menyiapkan hati dengan berpikir buruk bhw dia menyabotase tugas pertama.
Kenapa aku memilih berpikir buruk?
Untuk menyiapkan hati menghadapi hal terburuk sekalipun.
Aku tak mau lagi menerima kejutan akibat perbuatan jahatnya. Berhari2 aku baru bisa pulih.
Ah, biarlah Tuhan terus memberkatiku walaupun aku mendapat perbuatan jahat itu.
ISFP akan hancur kalau dikhianati. Sebab akibat itu pasti berjalan.