Aku dl berpikir bahwa aku harus bebas darinya. Tak mau lagi merasa bersalah atau perasaan yang mengganjal bhw aku tak berusaha sungguh2. Jadi aku memutuskan untuk mendekatkan diri dan memperoleh jawaban pasti. Sebenarnya aku lebih siap kata tidak daripada iya.
Keinginan yang egois.
Tapi begitu yang kudapat adalah jawaban iya, aku tau aku akan melangkah sejauh apa. Siap ga siap.
Ya, aku sempat marah karena ada interupsi dari pihak yang iri mungkin cemburu yang berusaha membuatku kesal. Dan semangatku mengendor karena sadar kalau aku benar ada kesempatan, aku takkan mendapat perlakuan seperti itu.
Lalu pandemi datang.
Sepertinya aku harus melihat tanda alam yang mencegah kami bersama. Tak bisa hanya aku yang mencoba. Dan walaupun aku mengerti ada kemungkinan dia yang terlalu ga percaya diri, rasanya aku harus terima keputusan untuk stop.
Kita akan bertemu lagi.
Aku harap rasa kasih untuk sesama membuatku tetap berbuat baik. Memikirkan dirinya tanpa maksud terselubung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar