Karena dopamin kau mengkhianati temanmu yg berlaku sangat baik padamu.
Dia mendapatkan kontrol dan privilege.
Tapi aku memiliki diriku sendiri.
Bermainlah terus dengan manipulasi.
Aku yang akan pergi
Pengen ngasi hint tentang pikiranku tapi...
Apa gunanya?
Seharusnya mereka bisa merenung dan bertanya pada diri sendiri apakah pantas bila dirinya yg mengalami.
Setelah semua yang terjadi bahkan aku tak bisa marah lagi dg ibu ku yg controlling.
Aku sdh berhadapan dgn org yg melakukannya dengan cara yg lebih menyakitkan
Manipulasi itu modus orang yg tidak punya kemampuan tapi punya banyak kemauan.
Oh, Tuhan....
Ajarilah aku cara melindungi diri sekaligus memberikan pelayanan terbaik.
Menahan diri untuk tidak bertanya.
Aku cukup melihat keadaannya saja nanti baru ambil keputusan.
Aku sedikitnya tau manusia tipe bandel yang tidak bisa berubah dan tidak tau malu yang terus menerus mencoba membuktikan diri sendiri.
Harga diri yang terluka berbaur dengan rasa sakit penolakan yang sifatnya kuno mendasar dalam diri manusia.
Terima kasih, Tuhan karena aku diberi kesempatan melayani.
Kalau ini yang terakhir, aku rasa sudah siap menerimanya.
Kalau pun diberi kesempatan lagi, aku akan mempersiapkannya kembali seperti akan jadi yang terakhir.
Saat ini yg kurasakan adalah aku tak begitu peduli apakah aku bisa terlibat lagi.
Aku belum selesai dengan perasaan dendam.
Tapi walaupun ada dendam, aku mengusahakan agar tetap benar dan baik.
Aku takkan tertipu, aku tak percaya omongan yang beda dengan perbuatan.