Kakakku yang seperti selebriti pulkam.
Sekarang aku menahan sedih karena terlihat banget beda ga punya temen kyk gini.
Beneran ya harus off dl
Jangan jadi sorotan.
Aku pikir lbh baik menjauh dl.
Januari mau datang.
Semangat!
Capek bgt....
Takkan lagi lakuin spt yg kmrn m
Entah mengapa tuh orang jadi jahat lagi. Salah apalah saya.
Dah cuekin aja "kejahatan" nya. Hargai dia yg sibuk tp mau gabung.
Kayaknya aku mengerti arti mata ngeblank itu... Bukan ngeblank tp nanar.
Marah bgt tuh sebenernya.
Marah krn kucuekin.
Oh, redalah amarah...
Jangan karena buruk rupa, cermin dibelah. Tapi dari situ cari siasat memperbaiki diri.
Yah gitulah bagian yang saya dapat...
Pasti lewat... Lalu.... Sedikit lagi bulan januari...
Berikutnya jadi apa?
Di tengah latihan, aku terdiam...
Rasanya yang kulakukan ini cuma sia-sia...
Bagaikan menjelaskan gajah kpd org buta.
Capek juga berusaha perfect.
Pasrah saja.
Setidaknya telah sungguh2 berusaha dan kualitas vokal bukan yang tipe nyakitin kuping.
Bahaya bila saya mulai melihat diri saya sendiri ingin tampil.
No...
Ga mau yg live
Saya paling berani cuma pos di medsos yg sepi.
Motivasi untuk dilihat orang banyak itu ga bagus. Punya target itu yang bagus.
Merasa dibutuhkan oleh orang lain itu menyenangkan.
Bisa bagaikan candu.
Tapi tak boleh diikuti. Tak boleh kecanduan.
Melepaskan semua keterikatan. Menjadi merdeka dengan keikhlasan.
Saya beri kesempatan satu kali lagi.
Bila pride mu terlalu kuat sampai mengacaukan semua yang kupersiapkan, terpaksa aku lakukan sesuatu.
Jawabannya adalah...
"lagi mengumpulkan penggemar"
Hahahaha...
Ah....
Pengguna Fi tak pernah sadar mereka egois.
Tapi saya sudah janji tak akan menganggap sifat egois sebagai sifat yang kubenci.
Mereka egois, aku terima saja seperti aku terima hidungku yang pesek gini.
Jelek tapi ini sudah ga terelakan.
Pengen retret
Paling tidak enak itu curhat.
Kita malah makin dihindari orang karena banyak emosi negatif yang dirasakan orang yang terasa tidak menyenangkan.
Kecewa?
Sudah biasa.
Tak ingin lagi cari muka.
Walaupun keluarga sendiri juga.
Bagaimana bisa orang melayani Tuhan dengan tetap berdosa padahal ketika mic yang kami pakai cuma memperbesar kondisi hati dan jiwa kami.
Terima kasih, Tuhan karena sebelumnya telah Engkau kasih tanda lalu aku merenung. Sehingga tindakanku berikutnya menjadi tindakan yang bagus.
Ah, angin....
Dikau membuatku merasa rindu saja...
Untuk berada di hari ini, saat ini adalah sesuatu yang ga gampang.
Bawaannya rencana mulu.
Ah, udara dingin membuat hati terasa sakit.
Yah, mungkin aku akan menyesali perkataanku ingin ga tugas dl.
Tapi... Jalani aja...
Sudah waktunya untuk menenangkan diri
Yes, nyaris tak tidur semalaman.
Dunia sudah berubah.
Aku mungkin kehilangan satu bidang tempat ku berekspresi. Tapi pintu lain bisa kubuka. Peluang itu ada di mana2.
Dont speak
Don't Hope either.
Nonton secuplik "Melancholia" lalu membayangkan itu si mata merah.
Dia pasti tersendat ketika bicara... Suaranya pasti bergetar saat pertemuan pertama kembali.
Ah, mungkin segala "keajaiban" telah menghilang...
Biola la pokoknya sekarang.
Persiapan buat desember lebih dari setengah sudah beres.