Marah krn ga bener atau krn iri?
Setelah dipikir2 ....
Marah krn ga bener.
Rasanya yg mrk lakukan itu salah.
Tapi biarlah sampe puas mrk kerjakan spt itu.
Dan biarlah yg bertahan adl yg murni dan pantas
Nyaris semua tanda suka ada di tingkah dia dl. Dan itu sampe skrg.
Apakah skrg sdh illfeel ngeliat gw spt itu?
Aku lihat tingkahku mng berusaha memenangkan perhatiannya walaupun sdh berusaha kukontrol ttp sbg imbangannya aku jg bereaksi seakan aku mng mo mengakhiri semuanya.
Skrg aku sdh di luar lingkungan mrk.
Mari liat apa hasil dr tingkahku yg spt itu.
Berapa lama lg baru tiba saat kita ketemu lg? Aku sdkt pun tak membaca kemarahanmu. Seakan2 kau mengerti shg membuatmu tertunduk. Kau meyebabkan dadaku seakan tertusuk tombak, stlh aku berusaha utk menjadikan kita. Bahkan setelah semuanya itu dan aku berhasil mengucapkan kata perpisahan, kau malah kembali. Bukan cuma tubuhmu yg kembali tp jg tingkahmu itu yg menggambarkan isi hatimu itu kembali spt yg dl.
Aku berdoa agar aku bisa dg tenang dan tabah utk bener2 melepaskanmu.
Kau pasti tak ada di sini jd aku berani dan gila2an nulis.
Aku tak tau sbnrnya yg terjadi di antara kita itu apa.
Ketika aku heran mgp rasa rindu itu hilang begitu saja td padahal aku blm bertemu dgnya.
Dan kemudian aku liat, dia di sana. Aku mng blm melihatmu tp kau sdh melihatku. Krn itukah aku merasa nyaman.
Coba aku ulangi lg. Aku akan menghilang cukup lama dan liat la apa aku bisa rindu pdmu.
Kesal krn apa coba? Perhatian kami teralih ke koor lain dan takut kami bikin org kesal gitu? Elu harus bisa mengatasi kekesalan lu sendiri sdgk aku harus bergerak agar tdk ada keberpihakan krn kekonyolan persaingan.
Gw berubah dari sosok yg ingin melontarkan kritikan mjd sosok yg memuji. Itu berat bgt lho tp tujuannya cuma ingin melindungi.
Akunnya mo kudelete tp keinget bhw mgkn saja nanti gw butuh.
Tak ada lg yg ingin kukatakan dan kuceritakan pdnya. Dl aku memang berkhayal aku mengkomunikasikan diriku. Tp skrg, krn tak ada lg ada org yg ingin kujaga perasaannya, aku berhenti pake akun itu.
Kl khayalanku bkn khayalan, skrg dia sdh tau mengapa aku melakukannya.
Sudah cukup.
Orang itu seharusnya orang yang polos banget karena reaksi tubuhnya terlalu kentara.
Aku berusaha tak melihat kepolosannya ini karena khawatir terjadi suatu ikatan di antara kami.
Tp dlm diriku muncul rasa bersalah. Akhirnya toh aku berusaha agar kami bisa dekat walaupun sulitnya minta ampun bagi aku yg sgt pemalu dan minder.
Ternyata aku ditolak. Aku ditolak lho. Jadi jgn ada lg rasa bersalah.
Yg terakhir itu cukup. Cukup bgt.
Aku berpikir spt apapun jawabannya adalah tidak mungkin bisa bahagia utk selamanya. Dari pihakku spt itulah adanya.
Akankah berubah?
Tuhan, buatlah dia dan keluarganya sukses. Dan mereka akhirnya menjadi bahagia. Semuanya, terutama si 5 januari. Aku pilih menjauh dan berharap yg terbaik bagi mereka. Tolong kasih mereka cerita bahagia. Agar aku tak perlu terus menerus berpikir dan merasa bersalah krn mengambil keputusan ini. Kisah sedih akan mengikatku terlalu erat. Aku butuh kisah yg bahagia.
Lagian aku yg ditolaknya. Masih inget kok.